Sabtu, 21 Januari 2012

Tempe adalah makanan tradisional asli indonesia

Tempe
               Terdapat berbagai metode pembuatan tempe. Namun, teknik pembuatan tempe di Indonesia yang ditemukan oleh chandra dwi dhanarto(1994) secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.
Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman.
Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.
          Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropisasam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun.
Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.
             Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.
                Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.
                 Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.

6 makanan khas jogja


6 Makanan Khas Jogja

Kali ini kami rekomendasikan 6 makanan khas jogja yang wajib anda cicipi ketika berkunjung ke kota Gudeg. Tidak seperti makanan sumatra, kebanyakan makanan di Yogyakarta adalah bercita rasa manis, namun justru di situlah letak ciri khasnya. Daftar makanan berikut kami sertakan berdasarkan pembelian yang berkali-kali dari tahun ke tahun oleh wisatawan karena ke populeran nya.
GUDEG
           Gudeg s Rasanya manis dan gurih, dan ada sedikit pedas bila dimakan dengan krecek, Biasanya terbuat dari nangka (kalau di Jogya dikenal dengan sayur gori) yang dimasak berjam-jam hingga berwarna coklat, dicampur dengan areh santan dan ditambah sayur krecek dengan lauk nya suwiran (potongan) daging ayam atau telor bebek. Kalau pagi mudah ditemukan para penjual gudeg di sudut-sudut jalan untuk sarapan pagi. Tak jarang yang menjualnya bersama dengan bubur sayur krecek yang pedas.
BAKPIA
              Kue ini sering dibeli orang untuk oleh-oleh dari Jogja. Rasanya manis, dibuat dari adonan tepung yang diisi dengan kacang hijau, tetapi sekarang lebih bervariasi ada juga yang diisi keju atau coklat. Daerah yang terkenal bakpianya tentu saja Pathok yang biasa dikenal dengan bakpia Pathok, letaknya di sebelah barat Malioboro, atau di jalan KS. Tubun. Kami sarankan untuk membeli bakpia pathok 75, atau Bakpia Merlino yang rasanya dikenal paling enak.
GEBLEK
              Geblek adalah makanan yang banyak di jumpai di daerah Kulon Progo. Rasa makanan yang satu ini berbeda dengan lainnya karena rasanya gurih dan sedikit asin. Terbuat dari tepung singkong dan dibumbui. Makannya nikmat sewaktu hangat kalau sudah dingin agak kenyal. Geblek yang masih mentah punya kelebihan yaitu dapat bertahan sampai 4 hari. Kalau melebihi 4 hari, maka geblek siap digoreng ini akan mengeras, dan bila digoreng, rasanya pun tidak enak lagi.

GEPLAK
                 Bagi para penderita gula darah tinggi, kue yang satu ini mesti dihindari karena rasanya manis sekali. Sebagaimana kebanyakan makanan khas Jogja, saking manisnya, sebaiknya tidak berlebihan memakannya karena akan terasa eneg di kerongkongan dan perut. Bahan aslinya dibuat dari serutan kelapa dan gula jawa. Kalau dijajakan di kios oleh-oleh biasanya paling mencolok di mata karena warnanya warna-warni.
 KIPO
               Kue yang satu ini tidak banyak bisa kita jumpai, kecuali kita pergi ke pasar Kota Gede. Rasanya, tentu saja manis. Tetapi tentu mempunyai daya tarik tersendiri. Sebagai kulit luarnya adalah ketan yang dicampur dengan adonan nangka dan isinya adalah kelapa dan gula merah. Satu bungkus kipo biasanya di jual dengan rentang harga Rp 1.000,00 – Rp 1.500,00. Dalam satu bungkus terdapat 5 buah kipo.
 TIWUL
              Panganan yang satu ini asli dari Gunung Kidul, rasanya juga manis dan gurih. Dahulu, tiwul dikenal sebagai panganan yang identik dengan kemiskinan karena daerah Gunung Kidul yang tidak subur sehingga warga setempat kesulitan menghasilkan sumber makanan pokok, kecuali hanya menanam singkong, namun sekarang tiwul menjadi makanan universal yang siapa saja menyukainya. Tiwul terbuat dari singkong yang dijadikan gaplek, kemudian baru diolah jadi tiwul. Biasanya disantap dengan sayur, tetapi sekarang kebanyakan disajikan dengan parutan kelapa karena sering juga dibuat oleh-oleh.

Nasi Boran adalah makanan khas Lamongan

Nasi Boran
Selain terkenal dengan sotonya, Kabupaten Lamongan juga masih mempunyai makanan khas yang tidak akan dijumpai di daerah lain. Makanan tersebut adalah nasi boranan. Makanan ini dipercaya sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan hingga kini masih tetap lestari.
Sego boranan atau nasi boranan adalah makanan khas kota Lamongan Jawa Timur. Untuk itu, penjual nasi boranan ini bisa ditemui di setiap sudut-sudut kota Lamongan, baik disiang hari maupin di malam hari.

           Disebut nasi boranan karena tempat untuk menyimpan nasi terbuat dari anyaman bambu yang oleh warga sekitar disebut boran. Dulu, alat penyimpan nasi ini kerap dijadikan tempat menyimpan nasi sebelum ditemukannya perabot rumah tangga modern. Selain itu, nasi akan terasa lebih sedap jika disimpan.

             Ciri khas lain menu ini adalah sambal boranan, yakni racikan bumbu lengkap yang telah di goreng, dengan porsi cabe lebih banyak sehingga sambal boranan ini selalu terasa pedas. Biasanya, ibu-ibu yang memasak nasi boranan ini masih menggunakan bahan bakar kayu agar bau nasi dan sambalnya terasa lebih sedap.
“Rasa khas nasi boranan ini ada pada sambal dan ikan Silinya. Ujar Sukrisno, salah seorang penikmat nasi Boran asal Tuban.

                 Konon, nasi boranan hanya dibuat dengan lauk ikan sili, namun karena ikan sili saat ini kian langka, maka sekarang banyak pilihan untuk lauknya. Mulai dari Ayam, ikan Bandeng, ikan Gabus dan juga Udang.
Jika dimakan di tempat penjualan, nasi boranan
dihidangkan dalam bentuk pincuk yang terbuat dari daun pisang. Menurut para pelanggannya, hidangan seperti ini terasa lebih nikmat.

                 Harga nasi boranan beragam untuk tiap porsinya, mulai 3000 hingga 5000 rupiah. Tergantung lauk yang dipilih pembeli. Harga tersebut tergolong murah jika dibandingkan kenikmatannya. Dengan harga tersebut, rata-rata para penjual bisa mengantongi keuntungan antara 3.000 hingga 4.000 rupiah setelah sehari berjualan.

Makanan tradisional khas Madura

Sate Ayam Khas Madura
Sate Madura umumnya adalah sate ayam yang diberi sambal berupa saus kacang. Namun di Madura sendiri kadangkala yang dipakai bukanlah saus kacang namun saus atau sambal kemiri. Selain itu seringkali arang pembakaran sate ini sering ditaburi dengan jeruk limau.
Untuk meraup lebih banyak keuntungan, pedagang sate sering mencampur bumbu kacang dengan nasi kering yang telah dihaluskan. Nasi kering ini, dalam bahasa Bali disebut senggauk, merupakan nasi sisa yang dijemur di bawah terik matahari. Di beberapa daerah di Jawa, seperti pesisir utara, sepanjang pantura (pantai utara) meliputi daerah Indramayu, Brebes, nasi semacam itu disebutnya nasi aking. Umumnya dimakan orang-orang miskin yang tidak mampu membeli beras yang termurah sekalipun.
                 Bahan:
1 kg ayam, potong dadu/iris tipis-tipis, tusuk dengan tusukan sate,
1 buah jeruk nipis, iris
3 butir bawang merah, iris tipis
5 sdm kecap manis
nasi putih atau lontong secukupnya.

          Bumbu Kacang:
100 g kacang tanah, goreng (echa: atau kacang mede)
garam secukupnya
150 ml air kaldu (echa: 200 cc)
2 sdm minyak goreng (echa: dan/atau minyak ayam dan/atau butter)
(echa: 4 sdm kecap manis).

              Haluskan:
3 butir bawang merah (echa: 3 Schalotten)
4 butir bawang putih
2 butir kemiri (echa: 5 butir ).

                     Sambal Bawang:
4 siung bawang putih
10 buah cabe merah kecil
garam secukupnya
minyak goreng secukupnya.

                    Cara Membuat:
1. Bumbu Kacang: campur bawang putih, bawang merah, kacang tanah, garam, dan kemiri, haluskan. Panaskan minyak, tumis hingga harum, masukkan air kaldu, masak hingga mengental. Angkat. (echa: tumis bumbu halus sampai harum dan matang, masukkan air(kaldu), tumbukan kacang, gula merah, kecap, dan garam. Masak hingga mengental).
2. Campurkan 2 sdm bumbu kacang dengan 2 sdm kecap manis, celupkan sate, bakar hingga setengah matang. Angkat dan gulingkan kembali dalam bumbu, bakar hingga matang, angkat.
3. Sambal bawang: panaskan minyak, tumis bawang putih hingga setengah matang, angkat. Campur bawang putih, cabe merah kecil, dan garam, haluskan.
4. Sajikan sate ayam dengan bumbu kacang, kecap manis, bawang merah, sambal bawang, jeruk nipis, dan nasi putih atau lontong.
Selamat mencoba.

Contoh makanan tradisional khas kota lamongan

Ketrampilan membuat Wingko, sudah turun-temurun dilestarikan warga kecamatan Babat, Lamongan. Jajanan tradisional ini dulu menjadi makanan yang mewah saat masa kolonial belanda berkuasa. Konon waktu itu tidak semua masyarakat bisa membuat apalagi merasakan lezat nya Wingko karena biaya produksinya yang cukup tinggi.
Saat ini Wingko Babat bukan lagi sekedar jajanan tradisional, namun sudah menjadi mata pencaharian bagi sebagian warga di kecamatan Babat. Muhammad Kohar misalnya, bapak dua anak ini menekuni usaha pembuatan Wingko sejak 16 tahun yang lalu.
Awalnya ia hanya membuat Wingko dalam jumlah kecil, seiring bertambahnya waktu, usaha yang ia geluti ini semakin berkembang.
           Pembuatan Wingko sendiri cukup sederhana. Kelapa yang sudah dikupas dari tempurungnya kemudian di bersihkan dari kulitnya. Setelah itu kelapa dihaluskan dengan menggunakn parut/mesin.
Setelah halus, kelapa kemudian dicampur dengan gula dan tepung ketan. Perbandingan bahan-bahan tersebut, 500 gram gula pasir, 500 gram tepung ketan, 200 gram kelapa parut. Bahan-bahan tersebut kemudian diaduk hingga rata dan kemudian dicetak.
           Rata-rata Wingko Babat dicetak dengan bentuk bundar seperti roda. Ukurannya bervariasi, ada yang besar dan ada yang kecil. Umumnya yang dijual diterminal-terminal maupun di kios-kios penjual makanan. Sementara yang digunakan untuk acara hajatan ukurannya lebih besar.
Jika cetakan sudah selesai, pembuatan Wingko memasuki tahap akhir, yakni memasukkannya kedalam panggangan. Bahan bakar untuk memanggang Wingko diambilkan dari batok kelapa.
Proses pemanggangan ini kurang lebih membutuhkan waktu 30 menit. Ukuran oven atau alat panggang yang besar, memungkinkan untuk memanggang sebanyak seratus Wingko sekaligus..
Bahan-bahan membuat wingko babat :
  • Tepung Ketan, 250 gram
  • Kelapa sedang, 1 butir, parut memanjang
  • Gula pasir, 175 gram
  • Garam, secukupnya
  • Vanili bubuk, 1/2 sendok teh
  • Air hangat, 100 ml
  • Margarin secukupnya, untuk olesan
Cara membuat Wingko Babat :
  1. Campur kelapa, gula, garam, vanili, dan air hangat hingga rata. Uleni hingga gula larut.
  2. Tambahkan tepung ketan sambil terus diaduk hingga rata.
  3. Panaskan cetakan kue lumpur atau pan dadar anti lengket. Olesi cetakan dengan margarin.
Tuang adonan wingko secukupnya, masak di atas api kecil hingga matang dan kecokelatan sambil sesekali dibalik, angkat. Sajikan
Ketrampilan membuat Wingko, sudah turun-temurun dilestarikan warga kecamatan Babat, Lamongan. Jajanan tradisional ini dulu menjadi makanan yang mewah saat masa kolonial belanda berkuasa. Konon waktu itu tidak semua masyarakat bisa membuat apalagi merasakan lezatnya Wingko karena biaya produksinya yang cukup tinggi.
Saat ini Wingko Babat bukan lagi sekedar jajanan tradisional, namun sudah menjadi mata pencaharian bagi sebagian warga di kecamatan Babat. Awalnya ia hanya membuat Wingko dalam jumlah kecil, seiring bertambahnya waktu, usaha yang ia geluti ini semakin berkembang.
           Pembuatan Wingko sendiri cukup sederhana. Kelapa yang sudah di kupas dari tempurungnya kemudian di bersihkan dari kulitnya. Setelah itu kelapa di haluskan dengan menggunakan parut/mesin.
Setelah halus, kelapa kemudian dicampur dengan gula dan tepung ketan. Perbandingan bahan-bahan tersebut, 500 gram gula pasir, 500 gram tepung ketan, 200 gram kelapa parut. Bahan-bahan tersebut kemudian diaduk hingga rata dan kemudian dicetak.
           Rata-rata Wingko Babat dicetak dengan bentuk bundar seperti roda. Ukurannya bervariasi, ada yang besar dan ada yang kecil. Umumnya yang dijual diterminal-terminal maupun di kios-kios penjual makanan. Sementara yang digunakan untuk acara hajatan ukurannya lebih besar.
Jika cetakan sudah selesai, pembuatan Wingko memasuki tahap akhir, yakni memasukkan nya ke dalam panggangan. Bahan bakar untuk memanggang Wingko di ambilkan dari batok kelapa.
Proses pemanggangan ini kurang lebih membutuhkan waktu 30 menit. Ukuran oven atau alat panggang yang besar, memungkinkan untuk memanggang sebanyak seratus Wingko sekaligus..
Bahan-bahan membuat wingko babat :
  • Tepung Ketan, 250 gram
  • Kelapa sedang, 1 butir, parut memanjang
  • Gula pasir, 175 gram
  • Garam, secukupnya
  • Vanili bubuk, 1/2 sendok teh
  • Air hangat, 100 ml
  • Margarin secukupnya, untuk olesan
Cara membuat Wingko Babat :
  1. Campur kelapa, gula, garam, vanili, dan air hangat hingga rata. Uleni hingga gula larut.
  2. Tambahkan tepung ketan sambil terus diaduk hingga rata.
  3. Panaskan cetakan kue lumpur atau pan dadar anti lengket. Olesi cetakan dengan margarin.
Tuang adonan wingko secukupnya, masak di atas api kecil hingga matang dan kecokelatan sambil sesekali dibalik, angkat. Sajikan
Ketrampilan membuat Wingko, sudah turun-temurun dilestarikan warga kecamatan Babat, Lamongan. Jajanan tradisional ini dulu menjadi makanan yang mewah saat masa kolonial belanda berkuasa. Konon waktu itu tidak semua masyarakat bisa membuat apalagi merasakan lezatnya Wingko karena biaya produksinya yang cukup tinggi.
Saat ini Wingko Babat bukan lagi sekedar jajanan tradisional, namun sudah menjadi mata pencaharian bagi sebagian warga di kecamatan Babat. Muhammad Kohar misalnya, bapak dua anak ini menekuni usaha pembuatan Wingko sejak 16 tahun yang lalu.
Awalnya ia hanya membuat Wingko dalam jumlah kecil, seiring bertambahnya waktu, usaha yang ia geluti ini semakin berkembang.
           Pembuatan Wingko sendiri cukup sederhana. Kelapa yang sudah dikupas dari tempurungnya kemudian di bersihkan dari kulitnya. Setelah itu kelapa dihaluskan dengan menggunakn parut/mesin.
Setelah halus, kelapa kemudian dicampur dengan gula dan tepung ketan. Perbandingan bahan-bahan tersebut, 500 gram gula pasir, 500 gram tepung ketan, 200 gram kelapa parut. Bahan-bahan tersebut kemudian diaduk hingga rata dan kemudian dicetak.
           Rata-rata Wingko Babat dicetak dengan bentuk bundar seperti roda. Ukurannya bervariasi, ada yang besar dan ada yang kecil. Umumnya yang dijual diterminal-terminal maupun di kios-kios penjual makanan. Sementara yang digunakan untuk acara hajatan ukurannya lebih besar.
Jika cetakan sudah selesai, pembuatan Wingko memasuki tahap akhir, yakni memasukkannya kedalam panggangan. Bahan bakar untuk memanggang Wingko diambilkan dari batok kelapa.
Proses pemanggangan ini kurang lebih membutuhkan waktu 30 menit. Ukuran oven atau alat panggang yang besar, memungkinkan untuk memanggang sebanyak seratus Wingko sekaligus..
Bahan-bahan membuat wingko babat :
  • Tepung Ketan, 250 gram
  • Kelapa sedang, 1 butir, parut memanjang
  • Gula pasir, 175 gram
  • Garam, secukupnya
  • Vanili bubuk, 1/2 sendok teh
  • Air hangat, 100 ml
  • Margarin secukupnya, untuk olesan
Cara membuat Wingko Babat :
  1. Campur kelapa, gula, garam, vanili, dan air hangat hingga rata. Uleni hingga gula larut.
  2. Tambahkan tepung ketan sambil terus diaduk hingga rata.
  3. Panaskan cetakan kue lumpur atau pan dadar anti lengket. Olesi cetakan dengan margarin.Tuang adonan wingko secukupnya, masak di atas api kecil hingga matang dan kecokelatan sambil sesekali dibalik, angkat. Sajikan

Selasa, 03 Januari 2012

Apakah makanan tradisional itu?

    Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi.
Tradisional adalah tradisi atau kebiasaan yang di lakukan oleh nenek moyang kita yang sejak kini masih di lestarikan oleh masyarakat.
. 
   Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan menyatu di dalam sistem sosial budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai , karena rasa, tekstur dan aroma nya sesuai dengan selera nya. Demikian juga dengan kebiasaan makan khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain.
  
  Bagi masyarakat Indonesia umumnya amat diyakini khasiat, aneka pangan tradisional, seperti tempe, tahu, bawang putih, madu, temu lawak, gado-gado, kacang hijau, ikan laut, ikan darat dan lain-lain. Karena di samping khasiat, makanan tradisional Indonesia juga mengandung segi positif yang lain seperti: Bahan-bahan yang alami, bergizi tinggi, sehat dan aman, murah dan mudah didapat, sesuai dengan selera masyarakat sehingga diyakini punya potensi yang baik sebagai makanan.
  
   Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan menyatu di dalam sistem sosial budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai , karena rasa, tekstur dan aroma nya sesuai dengan selera nya. Demikian juga dengan kebiasaan makan khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain.
    
   Dengan beragam dan bervariasi nya bahan dasar, maka dapat dihasilkan bermacam-macam jenis makanan tradisional yang sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi seimbang. Demikian juga cara pengolahan nya dilakukan dengan beragam dan bervariasi seperti: Dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng dan menumis.